Hakekat Keberadaan Manusia di Dunia
Kawan
apakah anda masih ingat beberapa
tahun lalu…..terus terang saat itu saya hanya bisa mbatin dan
merasa ngenes liat korban genocide di Rohingya Myanmar sebab saya
hanya bisa berdo'a saja......bedo'a semoga amal ibadah para korban
ditrima Allah dan meninggal dalam kondisi syahid. Diberi kesabaran
dan kemudahan bagi yang masih hidup. PBB sebagai pengawal HAM bisa
bertindak keras kepada pelaku tindak kekerasan serta negara2 muslim
memberikan tindakan nyata ndak hanya retorika dan cacian/himbuan
belaka......…
Dan
kejadian-kejadian serupa terus menerus berulang-berulang dan berulang
tanpa manusia merasa kapok untuk melakukan dalam bentuk yang berbeda.
Kok kaningoyo temen toh gusti Allah SWT mencipta manusia karena
manusia hanya saling menyakiti satu dengan yang lainnya….
Dan
saya merasa tertohok manakala mendengar ayat suci Al-Qur’an surat
Al-Baqarah ayat 30 yang artinya:
"Ingatlah[1]
ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat, "Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan seorang khalifah di bumi[2]."
Mereka berkata, "Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang
merusak[3]
dan menumpahkan darah di sana[4],
sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?"[5]
Dia berfirman, "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu
ketahui[6]."
kemudian
dilanjutkan dengan ayat:
31.
Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian
Dia perlihatkan kepada para malaikat[7]
seraya berfirman, "Sebutkanlah kepada-Ku nama (semua) benda ini
jika kamu yang benar!"[8]
32.
Mereka menjawab, "Mahasuci Engkau[9],
tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan
kepada kami. Sungguh Engkaulah yang Maha Mengetahui lagi
Mahabijaksana[10]."
33.
Allah berfirman, "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka
nama-nama itu[11]."
Setelah dia (Adam) menyebutkan nama-namanya, Allah berfirman:
"Bukankah sudah Aku katakan kepadamu, bahwa Aku mengetahui
rahasia langit dan bumi[12]
dan Aku mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu
sembunyikan?"
Tafsir
Al-Qur’an:
[1]
Demikian pula yang lain.
[2]
Makhluk yang akan mengelola bumi dan memberlakukan perintah-perintah
Allah di sana, yaitu manusia di mana sebagiannya akan digantikan oleh
yang lain.
[3]
berbuat maksiat .
[4]
Ini adalah perkiraan para
[5]
Maksud ayat di atas adalah bahwa para malaikat meminta diberitahukan
hikmah di balik penciptaan mereka, padahal makhluk tesebut menurut
perkiraan mereka akan mengadakan kerusakan di muka bumi dan
menumpahkan darah, sedangkan mereka selalu ta'at kepada-Nya,
bertasbih dengan memuji-Nya dan mengagungkan-Nya dengan semua sifat
sempurna dan sifat kebesaran. Kata-kata "nuqaddisu laka"
(lihat ayat di atas) memiliki dua makna: pertama, berarti "kami
menyucikan-Mu karena-Mu" lam di ayat tersebut menunjukkan
takhshis (pengkhususan kepada Allah saja) dan menunjukkan ikhlas
(karena Allah) . Kedua, berarti "Kami menyucikan diri kami dari
akhlak buruk karena-Mu dan kami isi dengan akhlak mulia seperti cinta
kepada-Mu, takut dan mengagungkan-Mu".
[6]
Berupa hikmah yang dalam pada penciptaan mereka. Karena ucapan para
malaikat itu sebatas perkiraan mereka, sedangkan Allah Ta'ala
mengetahui yang nampak maupun yang tersembunyi. Bahkan kebaikan yang
muncul dari mereka lebih banyak daripada keburukan, dengan
diciptakan-Nya mereka dipilih-Nya siapa di antara mereka yang menjadi
para nabi, para shiddiqin, para syuhada dan orang-orang shalih dan
agar ayat-ayat-Nya nampak jelas bagi makhluk-Nya serta dapat
dilakukan ibadah yang tidak bisa dilakukan selain oleh kalangan
manusia seperti jihad dan lainnya, diuji-Nya mereka (manusia) akankah
mereka mau ta'at kepada-Nya dengan kecenderungan yang ada dalam diri
mereka ke arah kebaikan dan keburukan, demikian juga agar semakin
jelas mana wali-Nya dan mana musuh-Nya, siapa yang berhak menempati
surga-Nya dan siapa yang berhak menempati neraka-Nya, agar nampak
jelas karunia dan keadilan-Nya, dan agar kelihatan jelas apa yang
disembunyikan oleh Iblis berupa keburukan serta hikmah-hikmah
lainnya.
[8]
Di sini Allah Ta'ala membuktikan kelebihan Adam'alaihis salam dalam
hal ilmu, Allah mengajarkan kepadanya nama-nama benda semuanya lalu
diperlihatkan-Nya kepada para malaikat sambil berfirman:
"Beritahukanlah kepada-Ku nama-nama benda yang ada ini jika kamu
memang benar", yakni memang benar lebih layak menjadi khalifah
di muka bumi daripada Adam dan keturunannya.
[9]
Dari sikap kami yang berani berbicara terhadap ucapan-Mu dan
menyelisihi perintah-Mu.
[10]
Hikmah atau bijaksana artinya adalah tepat, yakni menempatkan sesuatu
pada posisi yang layak. Dari ayat ini dapat diambil kesimpulan bahwa
jika samar bagi seorang hamba hikmah Allah menciptakan sesuatu atau
memerintahkan sesuatu, maka kewajibannya adalah tunduk dan menerima.
[11]
Yakni nama-nama benda yang mereka tidak mengetahuinya. Setelah Adam
memberitahukannya, Allah Ta'ala menegaskan bahwa Dirinya lebih
mengetahui hal yang samar bagi mereka baik di langit maupun di bumi
dan Dia mengetahui apa yang mereka nyatakan dan apa yang mereka
sembunyikan.
[12]
Rahasia atau ghaib adalah yang tidak kita ketahui dan tidak dapat
kita saksikan. Jika Allah Ta'ala mengetahui yang rahasia, apalagi
yang nampak atau kelihatan.
Dan terlihat karena “seringnya” baca Al-qur’an jadi terasa asing dan takjub manakala hal tersebut sudah diterangkan hampir 15 abad yang lalu…yaitu tentang hakekat dan peran manusia diciptakan di dunia ini....
Semoga
kita selalu mengingat akan Allah SWT atas segala nikmat dan
hidayahnya….amiinn
9
Mok hammad
Soni
Comments