Banyak Yang Memimpikan Surga, Lakukan Hal Berikut Agar Anda Tahu Kunci Untuk Membuka Surga

Assalamu'alakum Saudaraku, kebanyakan manusia dan tidak ada manusia yang tidak menginginkan masuk surga. Karena takut dengan nerakanya Allah SWT. Bagaimana dengan Anda? Pasti masuk golongan yang I terkecuali orang-orang yang mempunyai derajat keimanan yang melebihi golongan I, yaitu orang-orang yang semata-mata hanya mencari ridlonya Allah SWT, tidaka ada sesuatu yang ditakutkan kecuali Allah SWT saja, karena surga dan neraka adalah illah (ciptaan-Nya Allah SWT).

Bisakah kita mencapai level tersebut, kliatannya perlu puasa 40 hari 40 malam untuk menjawabnya. Bagi kebayakan orang awam maka grade penilaian berbeda dari golongan yang benar-benar hanya ingin mendapat ridlo-Nya Allah SWT, sehingga untuk kebanyakan orang awam ada beberapa kriteria yang bisa dijadikan pegangan untuk berkumpul dengan Nabi Muhammad SAW nanti di Surga.

Sebelum ngomong terlalu jauh dan berat kita kembali ke laptop, yaitu kunci surga. Bagaimana bentuknya? Cara menggunakannya? Apakah langsung masuk surganya Allah atau mampir dulu? Bagaimana kalau kuncinya jatuh/hilang ditengah perjalanan? Amalan seperti apa agar kunci tetap aman di kantong? dst. Itu adalah pertanyaan yang ada dibenak saya ketika pertama kali mendengar bahwa Surga memerlukan kunci/keywords/kata-kata ajaib agar pintu tersebut dapat terbuka, soalnya secara logika bila pintunya ndak bisa terbuka ya kita harus tidur diluar. padahal hanya ada surga dan neraka terus mau tidur dimana sampeyan?

Hal tersebut saya bahas lebih lanjut dalam memelihara kunci surga. Pada tulisan kali ini hanya fokus pada apa itu kunci surga.

Sering kita mendengar untuk membangun rumah pondasi adalah hal utama untuk diperkuat, baru lain-lainnya seperti mendirikan tiang, pintu jendela, lantai keramik, plafond, sistem kelistrikan sampai dengan rangka kuda+kuda dengan atapnya (cara memperbagus ibadah). sebagus apapun bila tanpa pondasi maka bangunan tersebut akan roboh. Ndak percaya? coba saudaraku membangun rumah tanpa pondasi, kira-kira sampean brani apa tidak? apalagi sekarang musim hujan+angin. Pastinya ndak brani sebab bila kita berada didalamnya ada rasa yang tidak nyaman karena takut "kebregan" rumah. begitu juga dengan Agama, pondasi adalah hal yang utama dan itu juga yang menjadi keyword/kata sandinya. Dan ingat untuk melakukan hal tersebut diatas harus dilandasi dengan keiklasan dalam beribadah.

seberapa beratkah timbangan kunci surga tersebut? 1 kg, 2 kg atau berapa. banyak cerita-cerita yang membahas amalan yang ringan diucapkan tetap berat timbangannya

Lalu apakah kunci surga itu?

Saudaraku ada kalanya disaat sendiri melihat pekatnya langit ketika bintang tertutup awan, disaat itu saya teringat akan puji-pujian sebelum sholat yaitu "kuncine suargo....la illahailallah..... maka dikala itu saya juga teringat dakwah seorang ustad yang menyebut bahwa "7 langit+7 bumi+sembarang kalir sak pikirane manungso tetep timbangan kalah abot karo ucapan laillahaillallah.....gak percoyo? ayo sopo sing gelem dike'i ndoyo+langit sak isine tapi gak oleh sholat gak oleh kenal karo gusti Allah...... Wani.....…"

dan sayapun terdiam...
bagaimana dengan Anda?
Saya nukil:

diriwayatkan dari Abu Dzar Radhiyallahu anhu , dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau bersabda:

مَا مِنْ عَبْدٍ قَالَ : لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ ، ثُمَّ مَاتَ عَلَى ذَلِكَ ؛ إِلاَّ دَخَلَ الْـجَنَّةَ
yang artinya:
“Tidaklah seorang hamba mengucapkan, ‘Lâ ilâha illallâh (tidak ada ilâh yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah Azza wa Jalla ) kemudian ia mati dalam keadaan seperti itu, kecuali ia masuk surga.”

Lalu apakah sesederhana itu? karena anak kunci ada geriginya, bila gerigi tidak cocok maka pintu juga tidak akan mungkin terbuka karena seperti yang kita ketaui bahwa pintu surga ada 8 macam, jadi seperti apa gerigi dari kunci surga?

Dibagian akhir ini saya ulang kembali pertanyaan "sudahkah kita istiqomah dalam menjaga agar kunci tersebut tidak hilang? dan bagaimana kita menjaganya agar kita bisa membuka salah satu pintu yang ada di surga?"

Sebagai pengingat terutama untuk saya sendiri, semoga bermanfaat

Mojokerto, 12 Mei

Penulis